PADANG IN DEN OUDEN TIJD BAG 1
PADANG IN DEN OUDEN TIJD
Bag 1
Padang in den ouden tijd atau jika diterjemahkan artinya adalah Padang Pada Masa Lampau, adalah sebuah tulisan yang ditulis oleh seorang Belanda bernama Dr.Z Kamering, tulisan ini dimuat di dalam sebuah majalah yang Bernama Tropic Nederland . Majalah yang diterbitkan setiap dua minggu ini bertujuan untuk menggambarkan berbagai macam berita tentang keadaan Hindia Belanda.
Dalam tulisan yang ditulis oleh Dr.Z Kamering, diceritakan bagaimana ia menggambarkan keadaan kota padang pada tahun 1879 saat kecil ia pertama kali datang ke kota padang, ia menceritakan bagaimana kekagumannya pada keindahan kota ini, Gunung monyet serta aktivitas Masyarakat yang beraktivitas, lalu Lalang pedati yang ditarik dengan kerbau, kesibukan batang arau sebagai Pelabuhan, keindahan rumah rumah padang yang khas menarik rasa kagum seorang anak yang kecil yang pertama kali melihat sebuah daerah tropis yang indah.
saat kecil Ia senang menyusuri Pantai, menjelajahi Pantai mencari kerang, batu apung, kemudian melihat pertunjukan music hari minggu dan parade pada hari hari tertentu.atau piknik di gunung monyet.
Hingga tujuh tahun berlalu ia meninggalkan kota ini untuk melanjutkan Pendidikan ke Belanda, dan kemudian setelah itu ia kembali kekota ini pada tahun 1899. Bayangan masa lalunya berbeda Ketika jalur kereta api telah dibangun di kota ini seiring dibukanya penambangan batu bara di ombilin. Bahkan ia tak lagi di jemput di batang arau tetapi di sebuah dermaga besar yang Bernama emaheaven.
Baginya, setelah lama meninggalkan kota ini, ada banyak hal yang hilang dan berubah, tetapi rasa kekagumannya pada kota ini tetap saja tak tergantikan, jajaran pohon cemara yang tumbuh disepanjang jalan belantoeng, serta pepohonan kenari yang menjadi tempat tinggal burung penenun serta rumah padang yang begitu nyaman ditinggali. Rumah panggung yang memiliki ruangan luas,dengan halaman yang dipenuhi berbagai jenis tumbuhan seperti kelapa, pisang , pepaya dan berbagai jenis tumbuhan tropis lainnya. Ini lah yang menjadi penyebab ia begitu menyukai alam tropis kota padang.
Sejak tahun 1870 hingga 1878 kota padang memiliki keragaman Masyarakat, dengan 23,594 warga pribumi kemudian orang eropa 1063, cina 2630, warga arab 112 dan 572 orang keeling, keragaman itu menjadi daya Tarik tersendiri, yang merupakan kekayaan terbesar kota Padang. Kebangkitan kota padang terlihat Ketika kopi dan diekspor dari padang hingga munculnya kebijakan penanaman wajib pohon kopi di setiap rumah.
(BERSAMBUNG KE BAG 2)
Sumber Majalah https://www.delpher.nl/