Perpustakaan sekolah berperan penting sebagai pusat sumber belajar yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Dalam instrumen akreditasi, salah satu komponen yang dinilai adalah pelayanan perpustakaan, termasuk upaya perpustakaan dalam menghadirkan inovasi dan kreativitas yang ramah anak serta inklusif bagi warga sekolah berkebutuhan khusus.

Menurut KBBI, inovasi adalah pengenalan hal-hal baru atau pembaruan yang berbeda dari sebelumnya, sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Dalam konteks perpustakaan sekolah, inovasi mencakup penerapan sistem maupun layanan baru, sementara kreativitas dapat diwujudkan melalui karya, desain, maupun kegiatan yang bermanfaat.

Beberapa bentuk Inovasi dan Kreativitas yang dapat dilakukan di Perpustakaan Sekolah

1. Inovasi Layanan

a)      Layanan drive thru peminjaman buku untuk mempercepat sirkulasi.

b)      Pemanfaatan teknologi seperti katalog daring (OPAC) dan aplikasi berbasis gawai untuk peminjaman koleksi.

c)      Edukasi literasi ramah anak serta penyediaan layanan khusus bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

d)     Penerapan sistem peminjaman mandiri (self-service) menggunakan mesin pemindai atau kartu pintar.

2. Kreativitas Ruang dan Fasilitas

a)      Penataan reading corner tematik, misalnya pojok sains, pojok budaya lokal, atau zona komik edukatif.

b)      Desain interior yang nyaman dengan pencahayaan baik, ventilasi memadai, dan furnitur ramah anak.

c)      Pembuatan mural, majalah dinding, serta karya seni kolaboratif yang dapat mempercantik ruang.

d)     Penyediaan ruang audio-visual untuk mendukung pembelajaran multimedia.

3. Program Kegiatan Kreatif

a)      Storytelling interaktif, klub menulis, bedah buku, dan diskusi literasi.

b)      Pojok karya siswa untuk memamerkan hasil tulisan, kerajinan, atau karya seni mereka.

c)      Kelas literasi digital, pelatihan desain grafis sederhana, atau workshop pembuatan konten kreatif.

d)     Kolaborasi dengan komunitas lokal, misalnya menghadirkan penulis, budayawan, atau praktisi seni sebagai narasumber.

4. Dukungan Inklusivitas dan Ramah Anak

a)      Penyediaan koleksi buku braille, audiobook, dan buku bergambar untuk siswa dengan kebutuhan khusus.

b)      Penyusunan tata ruang yang ramah difabel, seperti akses kursi roda dan rambu petunjuk visual.

c)      Kegiatan literasi yang mengedepankan nilai inklusi, toleransi, dan keberagaman.

Beberapa perpustakaan sekolah di Kota Padang telah memiliki penilaian atas inovasi dan kreativitas yang ada di perpustakaannya. Sebagai contoh penerapan inovasi perpustakaan terdapat pada perpustakaan SMPN 1 Padang dengan inovasinya berupa SINFOSA, Buku Balega dan perpustakaan mini. SMPN 24 Padang juga memiliki inovasi perpustakaan yang menarik yaitu podcast yang mengajak para siswa dan gurunya berkolaborasi. Untuk kreativitas perpustakaan sekolah di Kota Padang sudah banyak yang dapat dilihat. Seperti pojok literasi Bung Hatta, pojok kebudayaan, pojok kreativitas dan pojok penduduk pada Perpustakaan SMPN 1 Padang. Pada SDN 12 Padang Besi terdapat pojok baca kelas bergambar pohon besar yang dilukis sehingga lebih indah dilihat. Pada Perpustakaan SMPN 10 Padang terdapat 6 ruang baca yang tersebar di sekitar sekolah dan ada layanan bercerita khusus berjudul Sejarah Perjungan Harimau Kuranji.

Dengan berbagai inovasi dan kreativitas tersebut, perpustakaan sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, tetapi berkembang menjadi pusat kegiatan literasi yang hidup, inspiratif, inklusif, dan ramah anak. Hal ini sejalan dengan standar akreditasi sekaligus memperkuat budaya literasi di sekolah, sehingga mampu mendukung peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.(PembinaanPerpustakaan)